Kamis, 26 Juni 2008

Menyikap Fenomena Jilbab 'Artist'

Bismillahirrohmanirrohim,
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,


Oleh : Ahmad Nugroho
Blog : http://pandangan-baz.blogspot.com/

Mencuat belakangan ini masalah jilbab yang mungkin akan menjadi bualan orang-orang di tanah air. Setelah surut satu, yang satu muncul, yang satu surut, timbul lagi yang lain, dan nyaris problematik umat tidak akan habis-habisnya. Pasalnnya fenomena ini di siarkan mulalui infotaiment TV, dimana konon ada artist yang sementara dianggap sebagai Icon (lambang) contoh dan publik figur ideal bagi sebagian masyarakat muslim, namun ketika dia melakukan hal2 yang kurang pas, maka tudingan kembali mengarah kepada Islam. Mengapa Islam lagi yang dituding, mengapa bukan oknom yang kita persalahkan ?? jangan-jangan memang ada unsur systematis untuk merusak citra Islam di mata dunia. Kita semua tahu dan sadar bahwa Indonesia dengan penduduk 180juta muslim, sedang dalam target bidikan dan sasaran kaum liberal dan kufar untuk merusak fikroh umatnya melalui media baik itu melalui invotainment yang menebar gosib dan issue atau merusak melalui budaya dan unsur kemewahan duniawiyah lainnya.

Apa yang diungkap infotainment tsb memang hanya mengetengahkan fakta, tanpa berpikir bahwa artist ini saat ini kebetulan sedang dipakai sebagai idola / icon atau apalah namanya. Entah suatu ketidak sengajaan, atau malah memang disengaja di ekspose yang (mungkin) memiliki target-target tertentu walahualam-bisowhab, namun dari expose itu sempat membikin gundah. heboh kepada masyarakat muslim. Berbagai ghibah muncul di mailist2 dan berbagai komentar kekecewaan muncul dimana-mana. Yang lucu adalah ketika kasus ini muncul, maka komentar miring muncul justru dari masyarakata muslim sendiri. Coba saksikan apa kata mereka bicarakan, apa kata mereka di jurnal opini surat kabar,dll. Kita umat islam lupa bahwa kita ada larangan untuk menggunjing, menggibah, memperolok umat lain, mungkin kita lupa bahwa kita punya Kitab Suci yang menuntun jalan kita kepada jalan Lurus. Apa manfaatnya ketika kita membicarakan aib saudara kita sendiri di muka umum ..?? bukankah yang senang malah para musuh2 Allah .....?? Hm...........lucu memang !!! Nahdatul Ulama - beberapa waktu silam pernah memfatwa HARAM untuk menyaksikan infotainment TV. Tapi memang dasar manusia, nafsunya lebih mengedepan daripada nalarnya, makanya meskipun ada larangan semacam itu, tetap saja mata melotot tak mau ketinggalan pagi siang dan malam dalam memburu berita-berita artis. Celakanya setelah itu menggunjing sana dan sini, memberikan tambahan komentar yang bahkan melebihi kapasitasnya seorang komentator sekalipun. Bumbu di tambah sana-sini, kemasan ditata rapi, sehingga pendengar mengangguk dan percaya bahwa itu adalah nyata. Padahal yang sedang dia angguk dan aminkan itu adalah sebuah ghibah yang haram dilakukan.

Ada apa sebenarnya yang terjadi degnan masyarakat ini .........?? Masalah jilbab mengapa selalu di koneksikan kepada moral ........??? Masalah jilbab kenapa mesti dihubungkan dengan kapasitas ruhiyah seseorang ?? Ketika orang sudah berjilbab SUDAH PASTI isinyapun juga 100% halal dan Toyib. Tetapi ketika melihat kenyataan bahwa figur berjilbab melakukan sebuah tindakan yang dinilai kurang pas, maka tudingannya kemana-mana dan celakanya yang dituding adalah kepada Islamnya. Inilah kesalahan persepsi masyarakata kita selama ini, inilah kebodohan masyarakat menterjemahkan realitas. Siapa yang bisa menjamin dalamnya hati ketika di kepala sudah di tutup ?? Tidak ada satu orangpun bisa menjamin, bahkan putra Nabi Nuh-pun termasuk golongan pembangkang yang akhirnya di tenggelamkan karena ketidak patuhan kepada Allah SWT. Apakah putra nabi juga bisa dijamin qolbunya bersih, sebersih kapas ?? itu tadi adalah gambaran putra nabi, bgmana dengan kita manusia biasa ini yang penuh dengan nafsu ??

Jangan salahkan Islam ketika seseorang berjilbab kemudian melakukan sesuatu yang kontraproduktif, sebab jilbab/penutup bukanlah sebuah ukuran apa yang ada di dalam hatinya. Dalam berbagai kasus ada ahwat yang sudah matang ruhiyahnya, dan tindakannya sudah mencerminkan ahli surga, namun kadang tangannya masih bersahabat dengan syetan, melakukan kecurangan, melakukan teror, melakukan perbuatan2 yang melanggar larangan Allah SWT. Apakah kalau sudah begitu jilbab equal (sama) dengan kwalitas ruhiyah baik ?? belum tentu !!! Jilbab/penutup adalah sebuah sarana saja, di beberapa komunitas di pedalaman tibet, mereka berjilbab, namun mereka bukan pemeluk Islam, masyarakat dieng karena dinginnya, pria/wanita selalau memakai kerudung, tetapi belum tentu mereka muslim dan bahkan sering kita jumpai mereka kejawen atau animism. Apakah ini lalu kita samakan dengan Jilbab = Islam atau Jilbab = ruhiyahnya islami .....?? Hm............... kalau ada stigma semacam itu siapa yang salah ??

Jilbab / hijab adalah sebuah alat, kalau alat berarti dia benda, yang digunakan sebagai penutup, yaitu menutup sesuatu dari sesuatu. Akan sangat tertantung tujuanannya, untuk apa penutup itu. Ketika masyarakat dieng memakai untuk menutup dingin, maka fungsi jilbab adalah sebagai penahan dingin. Ketika ahwat sholehah memakai karena mendasar adanya PERINTAH ALLAH SWT, maka dia tergolong sebagai ahli ibadah. Maka jilbab/kerudung/hijab atau apapun namanya akan sangat tergantung kepada tujuannya. Jadi makna jilbab lalu tidak serta merta menggambarkan ruhiyah sesorang baik. Orang yang berjilbab karena mengakui adanya perintah Allah, maka sudah barang tentu kadar / grade keimanannya sudah jauh lebih baik daripada mereka yang mengaku muslimah namun tidak berjilbab. Namun sekali lagi, belum ada jaminan apakah ruhiyah seseorang menjadi otomatis baik, ketika aurat sudah ditutup lalu hatinya tidak akan telanjang ?? Hm.......... ada beberapa kasus yang menyimpang, namun yha sudahlah, tugas kita semua untuk memberikan dakwah, dimulai dari keluarga kita sendiri. Apakah anak-anak kita atau adik/kakak kita sudah berjilbab .........?? jangan-jangan keluarga kita sendiri belum berjilbab alias belum bebas dari budaya jahiliyah .........??

Sebagai muslim jelas perintah Allah SWT - agar para Wanita berjilbab dan itu tertuang dalam Qur'an,
“Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali yang biasa nampak.” (An-Nuur: 31)
“Wahai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (Al Ahzab :59).

Dari petikan 2 ayat ini jelas, bahwa wanita memiliki wajib berjilbab TITIK, tidak ada tawar-menawar lagi. Lalu kalau ada yang tanya, mengapa ada muslimah tapi tidak berjilbab ? Maka jawabnya nilailah sendiri, bagaimana ketika ada orang yang ahli ibadah, tapi disisi lain dia ahli maksiat ?? Bisakah anda menilai berapa nilainya ketika berjumpa orang spt ini ?? Jadi kalau ada rekan bertanya, lebih baik yang mana (1) Nutup aurat tapi kelakuannya gak Islami, atau (2) Gak nutup aurat tapi kelakuan Islami atau (3) Gak nutup aurat dan kelakuan gak Islami ........ maka jawabannya adalah :

(1) Nutup aurat tapi kelakuannya gak Islami, maka ini adalah tergolong orang-orang MUNAFIQ / merugi, karena sudah tahu bahwa Islam itu mengajarkan kebaikan, mengajarkan kasih sayang dan mengajarkan umat untuk berpikir, mengajarkan hukum-hukum dan aturan syariat, namun dia tidak melakukan itu. Apakah kejadian hidup itu terjadi begitu saja tanpa ada proses pertanggung jawaban ??? Apakah berjilbab sekedar menggugurkan kewajiban sebagai muslimah, namun kelakuan amburadul ..?? tentu tidak. Jadi sebenarnya ada korelasi positif antara nutup aurat dengan kelakukan yang islami, dan ini harus mampu bisa diwujudkan oleh orang yang mengaku dirinya muslimah sejati, bukan malah sebaliknya. Tentu sebagai muslimah yang sudah berjilbab, seharusnya sudah bisa mengedepankan takwa yang sebenarnya, yaitu menjauhi larangan dan melakukan perintah NYA.

(2) Gak nutup aurat tapi kelakuan Islami, orang itu tergolong orang BODOH, dan dalam Al-baqoroh dikatakan Allah dengan kalimat yang sangat keras dengan istilah 'ASUFAHA'............. yaitu orang2 yang bodoh, tuli atau istilah sekarang idiot. Bagaimana tahu hukum2 islam namun hanya dipakai pada hal-hal yang sesuai dengan keinginan ?? Di Qur'an itu ada larangan mencuri, larangan berdzina, larangan Minum Qomr,...........lalu apa artinya ketika saya mengharamkan mencuri tapi saya melakukan dzina ......?? ini kan namanya kebodohan. Mengambil hukum2 Allah hanya diambil pada bagian yang disukainya menurut hawa nafsunya.

(3) Gak nutup aurat dan kelakuan gak Islami, orang ini tergolong AHLI NAR (ahli neraka) - naudzubilamindzalik. Orang2 spt ini tidak pantas bergaul dengan muslim dan muslimah, orang semacam ini harus dijauhi karena akan mempengaruhi kadar keimanan kita ketika kita bersahabat dengan orang-orang semacam ini. Dalam Qur'an dijelaskan bahwa : "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya." [Ali Imron:118]

Untuk itu, marilah kita sadar dan tahu bahwa ketika ketika melihat seorang atau sekelompok ahwat (berjilbab), melakukan kesalahan, maka sudah tugas kitalah saling mengingatkan, tugas kitalah untuk menegor, tugas kitalah untuk memberitahu dan itu adalah merupakan perintah Allah SWT dalam ayat terakhir Al-Asr mengatakan : 3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. (QS. 103:3)

Jadi tugas kita sebagai umat Islam, bukan malah menggunjing atau ghibah namun justru kita harus melakukan saling koreksi seperti perintah Allah SWT dalam Qur'an : " Hai orang-orang yang beriman, *jauhilah kebanyakan prasangka buruk, karena sebagian dari prasangka itu dosa*. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang./ (QS. Al-Hujurat: 12)

Untuk itu marilah kita rapatkan barisan, bersatu padu dan tidak berpecah belah karena musuh2 Allah akan sangat senang ketika kita bercerai berai, dan mewujudkan bangunan ukhuwah Islam juga merupakan perintah Allah yang tidak boleh kita tinggalkan dan bunyinya :" "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepada kamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk." [Ali Imran: 103]

Mudah2an fenomena jilbab artist akan berakhir secepatnya dan tidak merupakan issue destructive bagi pembangunan ukuwah islamiyah kedepan, mudah-mudahan bermanfaat, Subhaanaka-lloohumma wa bihamdika, Asyhadu an-laailaahailla anta, Astaghfiruka wa atuubu ilaika...jazakumullahukhoiron ktz.
Wassalamualaikum wr. wb.

Tidak ada komentar: