Selasa, 18 November 2008

Apakah pilih yang beragama tapi belum cinta ??

assalamualaikum wr.wb

bpk.baz ,

terimakasih sy sampaikan karena bersedia membagi ilmu dengan contoh2 yang sederhana, dan sy mudah pahami.
alhamdulilah saya berjilbab.
mohon maaf sebelumnya jikalau sy merepotkan bpk ats pertanyaan lagi.
tapi jujur saya hanya ingin mendapat masukan yang sesuai dengan ilmu agama untuk memantapkan hati dalam berkeputusan.dan sy merasa kapasitas keilmuan bpk mampu menjawab pertanyaan saya.
1.dari ulasan yg disampaikan saya pahami bahwa prilaku suami tidak beritikad baik kepada istri karena kurang ilmu agamanya. knapa suami bisa berbuat begitu, apakah rasa cinta nya hilang ketika telah resmi menikah?sedangkan ia yg dulu mengajak menikah

2.bagaimana kalau kita memutuskan menikah dengan seorang yang berakhlak baik dan dasar agama nya kuat tetapi hati kita sejujurnya tidak terlalu condong kepadanya?tapi ia condong kepada kita.apakah bisa perasaan itu nanti tumbuh?ataukah kt memutuskan tidak menikah dulu hingga perasaan cinta itu datang?

mohon perkenan bpk untuk tetap menjawab melalui email pribadi sy.



tk

wassalamualaikum wr.wb

****************************

Jawab :

Bismillahirrohmanirrohim,
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,

Mb. Meitri........................
1. Sekali lagi ma'af agak lama membalasnya karena seharian ini tadi kami ada tamu dari luar kota
2. Alhamdulilah kalau anti sudah berjilbab
3. Pertanyaan anti sbb : prilaku suami tidak beritikad baik kepada istri karena kurang ilmu agamanya. knapa suami bisa berbuat begitu, apakah rasa cinta nya hilang ketika telah resmi menikah?sedangkan ia yg dulu mengajak menikah
Jawabnya :
Perilaku suami kurang baik kepada istri itu disebabkan oleh beberapa faktor
1). Kurangnya pengetahuan agama si suami, hal ini posisi suami jadi tidak mengerti jika hal-hal spt menyakiti istri, menganiaya dll itu haram hukumnya. Dia pandang ketika sudah nikah, yha semuanya adalah milik suami, mau di sakiti mau di aniaya toch dulu sudah dipinang. Ketidak tahuan suami semacam ini pangkalnya adalah dalam pengetahuan agama.
2). Suami bisa belaku spt itu bisa juga disebabkan karena 'ketersinggungan'. Laki-laki itu sudah di qodarkan lebih suka berperang, maka simbul laki2 dari sejak jaman roma adalah tombak dan tameng. Itu menggambarkan bahwa laki itu di takdirkan suka berperang, suka yang kasar dan suka berantem. Jadi laki2 yang suka tersinggung rasa ke lelakiannya, maka dia tidak segan2 maju phisiknya bahkan kepada istri atau anak sekalipun. Ketersinggungan ini bisa disebabkan beberapa faktor, namun pada umumnya adlah jika laki2 merasa tidak di ladeni selayaknya (menurut ukuran masing2) - maka dia bisa tersinggung dan bisa berlaku kasar, spt mbanting piring, mecahin kaca dsb. Nah rem nya dalam hal ini adlah pengetahuan agama. ARtinya ketika agama masuk dalam relung pengetahuannya, maka bisa dijadikan rem dalam meredam emosi/amarah yang meledak-ledak bagi laki-laki. Laki2 yang pengetahuan agama tinggi (termasuk implementasi agamanya) maka dia akan lebih sabar ketika menghadapi persoalan, dia akan lebih dewasa dalam problem solving dan akan lebih bijak dalam menyikapi kasus per kasus. Inilah bedanya ketika laki2 dipilih dari kalangan agama maupun yang tidak. Tapi perlu di garis bawahi bhw yang berpengetahuan agama itu artinya termasuk dalam implementasinya, Jadi tidak semata-mata dia menguasai agama saja tapi prakteknya nol (omdo = omong doang) ...........bukan begitu.

Jadi persoalannya bukan kok cintanya hilang, namun lebih karena rasa kelelakiannya terkoyak, sehingga bisajadi perilaku laki2 akan jauh dari perkiraan si wanita. Akhirnya keadaan semacam ini bisa merupakan bibit percekcokan dan pertengkaran selanjutnya. Ketika pertengkaran terjadi satu dan lain tidak mau ngalah, maka masing2 mulai bisa menilai sifat masing-masing. Oooooh ternyata suamiku ini suka ............ini tho ?? dan si suami menilai, Oooooo...........istriku ini ternyata begini tho ........!! dll dan jika ini tidak tersolosi secepatnya bisa membawa petaka dan berujung pada perceraian. Perceraian dunia sekarang ini semakin hari semakin meningkat yang sebagian besar, yang salah satunya disebabkan oleh keringnya pengetahuan agama masing2. Lebih2 laki2 yang diharapkan jadi panutan dan kepada dalam RT ternyata tidak mampu sebagai pemimpin yang baik, sehingga anggota keluarga di rumah tsb mengalami krisis kepemimpinan.

3). bagaimana kalau kita memutuskan menikah dengan seorang yang berakhlak baik dan dasar agama nya kuat tetapi hati kita sejujurnya tidak terlalu condong kepadanya?tapi ia condong kepada kita.apakah bisa perasaan itu nanti tumbuh?ataukah kt memutuskan tidak menikah dulu hingga perasaan cinta itu datang?
Jawabnya :
Ada pepatah jawa "Tresno margo soko kulino' .........artinya cinta itu akan tumbuh sendirinya karena seringnya ketemu. Banyak kasus wanita yang tadinya tidak senang terhadap laki2 "X" namun setelah nikah lama-lama juga cinta juga, bahkan rasa cemburunya melebihi seorang artis. Dalam cerita lama dulu (siti nurbaya) bahkan suami istri itu ketemunya bukan karena saling senang, namun lebih karena di jodohkan, toch pada akhirnya mereka bisa memiliki anak cucu yang banyak, padahal awalnya mereka belum tentu sreg / senang dengan pasangannya.

4). Mb Meitri, tuntunan islam yang benar dalam memilih jodoh itu yha spt itu, yaitu perempuan atau laki tdk diperkenankan untuk pacaran, namun proses taaruf (ketemu) antar pasangan dimungkinkan dengan cara di mediasi oleh pihak ke tiga. Jadi kalau taaruf spt ini tentu ketemunya cuma sebentar bahkan mungkin baru sempat lihat muka saja, belum sampai si wanita bisa jatuh hati.........krn biasanya perlu proses. Nah dalam keadaan semacam ini maka si laki dan perempuan diberi kesempatan untuk menjawab meneria atau tidak, Jika tidak yha sudah, namun jika menerima, maka bisa berlanjut ke pelaminan. Jadi cara mencari jodoh bukan spt anak sekarang yang pacaran dulu sampai hatinya tergila-gila, sehingga ketika mereka lupa, maka bisa berakhir di kasur dengan tanpa proses nikah, ini yang bahaya. Proses pacaran anak sekarang inilah yang menimbulkan kerawanan sex bebas sehingga coba-coba dulu, dan ujungnya hanya main-main. Inilah yang akhirnya dilarang dalam agama. Maka kalau anti tanya, apa bisa yha nantinya wanita mencintai si laki2 krn di awal belum bisa menerima sepenuhnya, ...........jawabnya adalah waktu. SEirama dengan waktu, seirama dengan proses interaksi berdua, maka satu sama lain akan saling memahami dan lama-lama jatuh cinta juga, Hanya prosesnya dibalik, kalau anak-anak sekarang cinta dulu baru nikah, namun kalau di Islam Nikah dulu baru cinta terbentuk. Walahualambisowab. Wassalamualaikum wr wb


Baz

Tidak ada komentar: