Suatu malam, selepas menyelesaikan pekerjaan, saya mencoba berjalan2 di Jalan protokol di kota Tokyo, Jepang, yang dipanggil Jl. Sinkyo. Jalan ini kalau di Jakarta, mirip dengan Sudirman atau Kuningan yang hingar-bingar dengan lampu, cafe dan pusat perkantoran. Malam itu sekitar pukul 20:00 para executive baru saja menyelesaikan kerjaan rutin dan pulang. Kebanyakan mereka masih sangat2 muda dan jomblo, hal itu kelihatan dari wajah dan perilakunya. Para executive muda ini cukup rapi ketika berjalan di kota, bergerombol laki-perempuan beriringan berjalan keluar dari kantornya. Kebanyakan mereka setelah penat kerja, banyak yang nongkrong di cafe tenda sekitar situ, atau minimal mereka makan malam sebelum pulang kerumahnya. Maklum kota besar, maka semua serba instant dan cepat saji. Di jalan ini banyak sekali kaki lima, dari yang pelukis, jual cindera mata, pemusik, hingga saya tertarik di beberapa tempat bergerombolnya muda-mudi berjongkok mengitari 'seseorang' yang duduk lesehan di trotoar. Saya penasaran, apa ini ?? Tapi karena orang ini nggak pasang lampu, hanya sebuah lilin dan beberapa pajangan gambar yang berserakan disekitarnya, saya pikir dia jual gambar. Setelah saya tengok ternyata yang dikerumunin ini adalah : 'Paranormal' yang saat itu kedatangan puluhan gadis, bersama teman lakinya sedang antri menanyakan nasib alias meramal. Hm.......... pikirku !!!
Malam itu meskipun badan lelah, pakaian lusuh, namun semangat meramal nasib di pinggiran jalan di sinkyo sungguh sangat mengagetkan kita yang telah mengenal Islam ini. Mereka antri berbondong-bondong meminta paranormal asongan di situ untuk meramal nasibnya. Pemuda/pemudi yang masih umur belasanpun tidak rikuh-rikuh ikut disitu dengan disaksikan teman-teman2nya. Nasib mereka kedepan dipercayakan pada paranormal yang walahualam paranormal bener atau tukang tipu. Inilah gambaran miskinnya iman pemuda/pemudi di Tokyo, meskipun gajinya saya yakin puluhan juta/ bulan. Saya mencoba membayang, ketika saya bandingkan anak2 umur 10 - 17 th di Padang yang ada di Pesantren di pinggir Mahakam (kalau tidak salah) - seumur itu mereka siang malam menghafal ayat-ayat Quran, agar selepas pesantren mereka menjadi : Hafidz dan Hafidzoh. Ya Allah !!!! Suguh sangat tragis kontradiksi yang ibarat bumi dan langit. Ini adalah sebuah fenomena menarik ketika Kholbu (hati) dan Pikiran manusia tidak pernah dikenalkan pada sang Khalik, dan juga tidak dikenalkan agama sedini mungkin.
Jadi kehidupan jahiliyah akan kembali hidup walaupun jaman itu apollo sudah bisa mendarat di bulan, era digital yang semuanya serba cepat, simple, murah dan canggih, namun ternyata dibelahan bumi ini masih saja ada orang yang miskin hatinya, kosong pikirannya dari mengenal Allah SWT, sehingga pelariannya pada Ilmu nujum, dsb. Apa itu ilmu nujum ?????
Ilmu nujum termasuk sesuatu yang dapat menafikan / mengesampingkan tauhid dan menjerumuskan pelakunya kepada kemusyrikan, karena menyandarkan suatu kejadian kepada selain Allah Ta'ala. Pelaku ilmu nujum disebut munajjim yang oleh sebagian ulama ahlus sunnah dikategorikan sebagai peramal. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, "Tanjim adalah meramal kejadian - kejadian di bumi berdasarkan petunjuk keadaan bintang" (Kitab Majmu' Fataawaa XXXV/192)
Dari Zaid bin Khalid al Juhani ra., Rasulullah ShallallaHu alaiHi wa sallam bersabda,
"Allah Ta'ala berfirman, 'Dikala pagi ini, diantara hamba - hamba-Ku ada yang beriman kepada-Ku ada pula yang kafir. Adapun orang yang mengatakan, 'Telah turun hujan kepada kita berkat karunia dan rahmat Allah', (maka) ia telah beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang - bintang. Sedangkan orang - orang yang berkata, 'Telah turun hujan kepada kita karena bintang ini atau bintang itu', maka ia telah kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang - bintang'" (HR. Al Bukhari no. 846 dan Muslim no. 71)
Seorang tabi'in, Imam Qatadah berkata, "Allah menciptakan bintang - bintang ini untuk tiga hal, sebagai penghias langit, sebagai pelempar syaithan dan sebagai tanda bagi orang untuk mengenal arah. Maka barangsiapa menafsirkan selain dari itu, ia telah salah dan menyia - nyiakan bagiannya dan memaksakan diri dalam sesuatu yang ia tidak mengetahuinya" (HR. Al Bukhari dalam Kitab Fathul Bary VI/295)
Para ahli ilmu nujum menyakini bahwa bintang - bintang mempunyai pengaruh terhadap alam semesta (misalnya turunnya hujan, bahagia atau celakanya seseorang dan lain sebagainya). Ilmu ini termasuk syirik dan bukan ilmu yang bermanfaat.
Dari Ibnu Abbas ra., Rasulullah ShallallaHu alaiHi wa sallam bersabda,
"Maniq tabasa 'ilman minan nujuumiq tabasa syu'batan minas sihri zaada maa zaada" yang artinya "Barangsiapa mempelajari salah satu cabang dari ilmu nujum, maka sesungguhnya ia telah mengambil satu bagian dari ilmu sihir, semakin bertambah (ilmu yang dia pelajari), semakin bertambah pula dosanya" (HR. Abu Dawud no. 3905, Ibnu Majah no. 3726, Ahmad I/227 dan Al Baihaqi VIII/138, hadits ini dishahihkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmuu' Fataawaa XXXV/193)
Maraji' :
Diringkas dari Buku Syarah 'Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Pustaka At Taqwa, Bogor, Cetakan Kedua, Jumadil Akhir 1425 H/Agustus 2004 M. Semoga Bermanfaat
Setelah mengetahui dalil - dalil diatas hendaklah kiranya kaum muslimin menjauhi astrologi, shio, feng sui dan hal - hal yang semacam dengan itu. Karena hal - hal tersebut tidak akan mempengaruhi bahagia atau celakanya seseorang dan yang paling penting adalah dapat menghilangkan keimanan dan ketauhidan terhadap Allah Ta'ala Yang Maha Mengetahui Segala Sesuatu.
Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar" (QS. An Nisaa' : 48)
Dari Abu Dzar ra., Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Jibril berkata kepadaku, 'Barangsiapa diantara umatmu yang meninggal dunia dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka pasti dia masuk surga'" (HR. Bukhari) [Hadits ini terdapat pada Kitab Shahih Bukhari]
Jadi kalau ada diantara anda, masih ada yang rajin membuka 'Perbintangan' - 'Primbon' atau 'menghitung hari baik' (untuk yang mau nikah), dll yang ada di majalah, koran atau apapun, maka anda terancam menjadi pengikutnya tukang nujum spt yang dibicarakan diatas. Oleh itu segera buang budaya jahiliyah itu dan kembali kepada jalan lurus yaitu jalan Lil-Islam yang dirahmati Allah SWT. Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahatullahi wabarakatuh.
Baz
Jumat, 29 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar