Rabu, 01 Juli 2009

Apakah ada sumpah Pocong dalam Islam ??

From: "apri kurniawan"
To:

Subject: minta pendapat


> Assalamu'alimum
>
> Pak ustadz saya mau nanya.
> singkat aja, ada ga sih sumpah pocong dalam islam ? dalil
> nya apa aja
> terima kasih atas jawabannya
>
> Wassalamu'alaikum

*******************************

Jawab :

Bismillahirrohmanirrohim,
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,

Mas Apri, terima kasih sudah menyurati kami, dan kami coba untuk menjawab sejauh pengetahuan kami dan brkali nanti ada ustadz lain yang ingin meluruskan atau menambahkan, walahualam. Namun dari pertanyaan anda dapat kami jawab sbb :

1). Di dalam keyakinan Islam, sejauh pengetahuan saya belum pernah ada siroh (sejarah) para nabi dulu dan pada jaman khalifah yang melakukan apa yang disebut 'sumpah pocong'. Kita semua tahu bahwa sumpah pocong itu sering terdengar di telinga kita ketika ada orang yang di tuduh melakukan sesuatu, namun orang tersebut menyangkalnya, maka kadang ybs dipaksa melakukan sumpah pocong. Tuduhan ini biasanya tergolong serius, baik itu manyangkut, harta maupun harga diri, kesaksian dll. Jadi orang yang di sumpah pocong ialah biasanya adalah orang yang diminta keberaniannya mempertanggung jawabkan sesuatu tuduhan di hadapan Allah, namun dengan cara yang unik. Yaitu dengan di kafani (dipocong) lalu di bacakan bacaan tertentu (walahualam) - dan diminta sumpah, jika ybs berbohong maka musibah kematian akan menimpanya.

Nah ritual, semacam itu sejauh pengetahuan saya, saya belum pernah menemukan dalam tuntunan syariat, bgmana melaksanakan 'sumpah pocong' dll-nya. Melihat langsungpun saya belum pernah, kecuali melihat sekilas di TV. Jadi apa yang dilakukan dan urutannya apa saja dalam sumpah pocong, saya kurang mengetahui.

2). Di tuntunan syariat Islam yang ada bukan 'Sumpah Pocong' tetapi adalah : MUBAHALAH (mengutuk) atau kadang disebut LI'AN. Apa itu mubahalah / li'an ?? yaitu : memohon kutukan kepada Allah SWT untuk dijatuhkan kepada orang yang salah/dusta, sebagai bukti kebenaran salah satu pihak. Dalilnya adalah : Suroh Ali Imron : 61 : "Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya lanat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta. (QS. 3:61).

Jadi mubahalah itu adalah sebuah proses justifikasi untuk menguji kebenaran atas sesuatu yang disengketakan, entah itu pendapat, entah itu Harta waris, entah itu apapun yang di klaim oleh 2 pihak atau lebih dan tidak diketahui siapa yang benar. Jadi kalau mau disimpulkan dalam bahasa akademik, bahwa mubahalah adalah sebuah klarifikasi untuk mendapatkan pembenaran yang dilakukan dengan saksi dan dihadapan Allah SWT yang mana mencari siapa yang benar (haq) dan siapa yang salah. Bagi yang salah maka dia akan dikutuk dan akan mendapat azab yang besar dari Allah SWT. Jaman Rasulullah, mubahalah ini pernah dilakukan antara Rasullullah dengan kaum Kristen / Nasrani. Waktu itu kaum kristen najran datang kepada nabi, lalu Nabi Muhammad menyeru kepada mereka untuk memeluk Islam dan membacakan beberapa ayat Al-Qur'an tentang Isa bin Maryam. Ketika mereka menolak seruan itu, maka turunlah surah Ali Imron 3:61. Ayat ini memerintahkan Nabi Muhammad untuk melakukan Mubāhalah dan orang-orang Kristen inipun setuju untuk melakukan Mubāhalah.
Keesok harinya Nabi Muhammad, Ali, Fatimah dan keluarganya turut ikut serta dalam proses Mubāhalah. Akan tetapi pihak Kristen membatalkan niat mereka dan memilih membayar jizyah daripada melakukan Mubāhalah. Mereka ketakutan karena sangsinya memang tidak main-main.

Jadi dalam Mubahalah itu yang disyaratkan adalah : 1) harus ada yang di sengketakan 2). Dilakukan dengan saksi 3). Dibawa seluruh keluarga dari masing2 pihak 4). Berani menerima sangsi dari Allah SWT berupa Azab / Musibah.

Demikian jawaban sekilas ini, mudah2an bermanfaat dan jika ada yang ingin meluruskan atau menambahi, saya sangat berterima kasih, Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahatullahi wabarakatuh.

Baz

Tidak ada komentar: