Rabu, 15 April 2009

menemani minum alkohol

Assalamu'alaikum Mas Baz..

Mau tanya nih..

semalem saya dapat undangan makan malem dari tamu perusahaan.
di saat2 akhir mau pulang si tamu pesen menuman beralkohol.

walaupun saya tidak minum alkohol tetapi posisi saya menemani itu apakah
hukumnya sama dengan orang yang meminumnya.

mohon tauziyahnya

Wassalam
Heri

Jawab :

Bismillahirrohmanirrohim,
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,


Mas Heri, sebenarnya suatu perbuatan itu berdasar niat, "Ina'mal amalu biniat' ................... dan Allah telah memberikan garis tegas di Qur'an spt ini :

"Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat Pengawas yang selalu hadir." (Al Qaaf 16-18)


Jadi ketika niat anda tidak ikut minum itu juga anda sudah tebebas dari ancaman ini, namun ketika menemani itulah yang jadi persoalan, sebab ada ayat lain yang melarang kita bergaul dari luar kalangan kita yaitu ini ayatnya :

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil
menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar
kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya
(menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa
yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari
mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati
mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami
terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu
memahaminya." [Ali Imron:118]

Tapi yah udah lah - ke depan ketika ketemu dengan orang itu, anda tidak perlu menemaninya lagi, sebab anda bisa masuk dalam klasifikasi teman2 syeton ketika menemani mereka. Perintah Quran jelas, JAUHI orang2 yang selalu maksiat dan menentang perintah Allah, sebab orang yang menentang ayat2 Allah diklasifikasi sebagai kafir thd ayat2, sehingga ancamannya adalah tidak akan ditimbang amal perbuatan baiknya. Referensinya ini mas :


Katakanlah: 'Maukah kamu, Kami beritahukan tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu adalah orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kafir terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka terhapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan penimbangan amal bagi mereka pada hari kiamat. Demikianlah, balasan mereka itu adalah neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dan karena mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olokan'." (Al-Kahfi:103-106)

Mudah2an bincang2 ini bermanfaat, Wassalamualaikum wr wb


Baz

Tidak ada komentar: