Kamis, 05 Maret 2009

Maulid Nabi, Bgmn menyikapinya?

Assalamua'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Mohon penjelasan dari anda2 yang lebih paham tentang islam, karena saya adalah orang yang masih awam tentang boleh atau tidaknya maulid. Apa yang harus saya lakukan untuk menyikapi adanya maulid Nabi SAW? Karena terus terang saya bingung dengan adanya perbedaan pendapat dalam menyikapi maulid Nabi. Beberpa pendapat menyatakan boleh dan pendapat yang lain menyatakan bid'ah. Mohon penjelasan.

Wassalam,
Erlix R.

Jawab :

Bismillahirrohmanirrohim,
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,

Mas Erlix, ........ dalam islam jika masih ada perbedaan ini disebut : Khilafiyah. Tapi jangan bingung. Nggak perlu bingung, sebab perbedaan ini masih di tingkat Furu'k (cabang) yang hanya mengatur masalah muamalah. Tetapi menjadi serius dan bermasalah jika terjadi perbedaan pada 'Ushul' (pokok) misal : solat, zakat, puasa, haji dll ......tapi kalau maslah furuiyah semacam ini sih suka-suka saja. Suka yha lakukan, tidak suka tinggalkan tidak ada dosanya.

Namun agar anda juga punya pandangan, maka saya coba jelaskan dari sisi kacamata saya, bukan orang2 yang lagi debat itu. Maslah maulid itu kalau kacamata saya, di tinjau dari beberapa hal :

1). Saya setuju ada maulid nabi, jika tujuannya adalah dakwah, mengagungkan Allah SWT, membuka sejarah Nabi, dan apa yang sudah nabi sampaikan kepada umat, dan apa jasa-jasa beliau kepada umat. Kalau dalam perayaan itu yang akan diangkat, saya setuju, sebab akan menumbuhkan rasa kecintaan yang lebih dalam bagi pemeluknya, dan bagi yang lain adalah merupakan sarana dakwah (promosi).

2). Saya menjadi tidak setuju maulid, jika dalam maulid itu diadakannya berlebihan, dan malah cenderung hura-hura atau hanya pesta semata. Lalu dari maulid ini timbul 'Kultus individu' yang berlebihan kepada nabi. Siapa yang bisa menjamin orang2 tidak melakukan kultus individu, ?? ini yang membahayakan akidah. Kita harus mencintai nabi dan harus berterima kasih kepada nabi yang sudah membantu menyampaikan risalah dengan ikhlas tanpa minta bayar kepada umat, tapi cara menghargainya kita tidak boleh berlebihan, sehingga malah akhirnya melupakan Allah SWT yang menciptakan para nabi2 ini.

3). Saya kurang setuju, thd orang yang memjustifikasi ini dengan dalil bid'ah. Memang benar, Rasulullah tdk memerintahkan ini, tapi coba kalau Maulid itu diadakan sebatas untuk dakwah dan mengenal lebih dalam perjuangan Beliau apa salahnya ?? yang di lihat itu sebetulnya bukan acara memperingati kelahiran nabi (maulid) - tapi konten dalam maulid itu apa ?? sebab siapa sangka buah durian yang buruk dan menyakitkan spt itu, ternyata dalamnya isinya luar biasa. Nah yang lebih saya tekankan adlah substansi acara itu apa ?? jika memang mau untuk mengagung-agungkan Nabi, maka kita bisa terjerumus dalam kultus, dan itu harus kita hindari, tetapi kalau tujuannya adalah syiar Islam, why not ??? bukankah kita semua memiliki kewajiban untuk syiar kepada siapa saja, sebab Islam itu turun adalah untuk rahmat segenap makhluk di muka bumi .......???

Demikian saja mas, tidak perlu bingung, dan itu biasa dalam pemahaman Islam, sebab di beberapa cabang (furuk) - terjadi khilafiyah. Contoh lain ada juga misalnya :'Qunut' yaitu doa setelah rukuk ke2, di saat sholat subuh, itupun terjadi khilafiyah ......tapi umat nggak begitu mempermasalahkan, sebab dilakukan berpahala, ditinggalkan tidak berdosa, itulah yang dinamakan dengan SUNAH. Semoga bermanfaat ........... Wassalamualaikum wr wb

Baz

Tidak ada komentar: