Jumat, 20 Mei 2011

Meratapi mayit

Assalamu'alaikum warahmah

Ustad, saya mau tanya.
Apakah ada hadits yg menyatakan bahwa jika ada keluarga yg meratapi mayit, dosanya akan ditimpakan ke mayit.

Jika memang ada haditsnya,
Kenapa dosa meratapi mayit ditimpakan ke mayit, padahal yg melakukan kesalahan itu adalah orang lain.

Mohon penjelasannya

Jazakallah
DwiP

*******************************

Jawab :

Bismillahirrohmanirrohim,
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,

Mb Dwi, menangisi mayit boleh (tidak ada larangan), sebab Rasul sendiri juga
menangis ketika putranya Ibrahim meninggal, rujukannya :

Beliau bersabda:

إِنَّ الْعَيْنَ تَدْمَعُ وَالْقَلْبَ يَحْزَنُ وَلَكِنْ لَا نَقُولُ إِلَّا
مَا يَرْضَى رَبُّنَا وَإِنَّا بِفِرَاقِكَ يَا إِبْرَاهِيمُ لَمَحْزُونُونَ
(رواه البخاري ومسلم)

Air mata mengalir dan hati menjadi sedih, akan tetapi kita tidak mengucapkan
kecuali apa yang diridhai oleh Allah. Dan kami sungguh sedih berpisah
denganmu, wahai Ibrahim. [HR Bukhari dan Muslim].

Yang tidak diperkenankan kpd mayit diantaranya adalah 'niyahah' (yakni
meratapi mayit dengan mengeraskan suara), misal meraung-raung / menggelepar
dll - kalau masalah ditimpakan dosanya kpd si mayit ketika meratapi ane
belum ketemu rujukannya. Juga tidak diperkenankan, menampar-nampar pipi
sendiri dan merobek-robek baju sendiri. Dalilnya : Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:

لَيْسَ مِنَّا مَنْ ضَرَبَ الْخُدُودَ أَوْ شَقَّ الْجُيُوبَ أَوْ دَعَا
بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ (رواه مسلم)

Tidak termasuk dari golongan kami orang yang memukul pipinya atau merobek
bajunya atau menyeru dengan seruan jahiliyah. (HR Muslim).

Walahualambishowag, Wasslamuallaikum wr wb.

Baz

Tidak ada komentar: