Assalamualaikum wr wb
Pak ustadz, ada beberapa hal yang mau saya tanyakan ke bapak dimana pertanyaan ini adalah pertanyaan yg ditanyakan seorang ibu kepada saya. Karena takut salah maka pertanyaan ibu tersebut belum saya jawab.
Adapun kejadiannya adalah sbb:
1. Si ibu "X" mengandung anaknya yg ke 2 dan sejak umur kandungan 3 bulan ditinggal pergi oleh suaminya tanpa ada kabar berita dan tidak di nafkahi lahir bathin sampai si ibu melahirkan dan sekarang usia bayinya 4 bulan. Pada saat bayi berusia3,5 bulan suami si ibu datang dan dari beberapa kali pertemuan disepakati mereka bercerai dengan talak III yg ditanda tangani keduanya beserta saksi di atas segel ( Secara Pengadilan belum).
2. Dalam surat tersebut disebutkan anak diasuh oleh ibu tetapi tidak disebutkan nafkah anak.
Pertanyaannya :
1. Bagaimana menurut Islam perceraian tersebut?
2. Bagaimana nafkah dan biaya pendidikan kedua anak mereka? Apakah masih menjadi tanggung jawab bapak?
3. Jika si Ibu suatu hari berumah tangga dengan laki-laki lain, bagaimana nafkah dan semua kebutuhan anak? Apakah tanggung jawab bapak kandungnya atau bapak tirinya?
3. Bagaimana pendapat bapak dengan perkataan suaminya yang mengatakan kepada si ibu "X" bahwa : JIKA NANTI SI IBU BERUMAH TANGGA DGN YG LAIN, MANTAN SUAMINYA TDK MAU TAU DGN ANAK2?
Mohon pak ustadz dapat memberikan jawabannya secara hukum Islam maupun hukum pemerintahan. Saya sangat menunggu jawaban dari bapak, karena si ibu menanyakan terus kepada saya.
Demikian pak ustad pertanyaan saya'
Wassalamualaikum wr wb
Duan ..........
****************************
Jawab :
Bismillahirrohmanirrohim,
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,
Saya coba urun rembug dan mudah2an bisa disempurnakan oleh ustadz2 lain yang lebih kompeten. Begini ......................
1). Untuk hukum talak3 langsung, secara syariah islam syah hukumnya apalagi talak tsb memang sudah di jatuhkan kepada istri. Apalagi diperkuat adanya sakti dan surat pernyataan. Jadi wanita yang sudah di talak 3 maka dia tidak bisa dinikahi lagi oleh mantan sauminya ini, DIKECUALIKAN, dia sudah nikah dengan pria lain dan saat itu dia cerai juga dengan suaminya yang ke 2. Tapi ma'af jangan buru2 di nikah lagi ya ....... tunggu si suami ini harus menunggu masa idah dulu yang kira2 3bln, jd tahan dan sabar ya .......... itupun kalau si istri cerai dengan suami ke 2nya, tapi kalau nggak cerai ya jangan di tunggu, mosok orang rumah tangga resmi kok di tunggu cerainya. Jadi inti kata, talak 3 yang dijatuhkan insyaAllah syah ..............
Nah kalau hukum negara bagaimana ?/ kalau hukum negara, maka sebelum ada putusan PA (pengadilan agama) - maka status 2 insan ini belum bercerai sampai ada keputusan pengadilah yang shahih. Jadi ketika belum ada putusan PA, maka si wanita belum boleh menikah. Kalau sudah ada putusan mutlak dan ketok palu cerai PA, maka 2 insan ini sudah bukan muhrim lagi, jadi harus tahu syarat dan hukum jika mereka bertemu.
2). Bagaimana biaya pendidikan anak2 ?? maka siapa dulu yang memiliki hak asuh atas anak2 ini. Jika hak asuh ada pada si istri, maka sudah pasti tugas suamilah yang harus membiayai anak2-anaknya. Apalagi kalau hak asuh ada pada ayah, maka ayah tetap yang harus membiayai. Jadi emang laki2 mesti harus dikasih pelajaran kalau menceraikan istri dalam keadaan punya anak yang masih memiliki tanggungan biaya. Sampai kapan batas membiayai anak2nya ?? yaitu sampai si anak bisa mandiri. Bgm ayah yang lalai tidak mau membiayai ?/ maka hakim bisa memaksa si bapak untuk membiayai atau memenjarakan ybs.
3). Bagaimana kalau si perempuan ini nikah lagi dengan pria lain ?? maka tetap saja hak untuk menafkahi anak menjadi tanggung jawab ayah nasab, krn anak ini lahir dari sepasang ayah & ibu nasab yang syah. Bpk tiri tidak punya kewajiban mutlak thd anak2 yang dibawa si istri. Namun dalam praktek biasanya bapak tiri juga ikut membiayai anak2 tirinya, jika demikian maka dibolehkan, tetapi jika ada anak perempuan, maka anak perempuan ini nanti ayah nasabnya adalah ayah yang sudah bercerai, bukan bapak tirinya. Jadi kalau si anak ini mau nikah, maka wali nikahnya harus dicari yaitu ayah nasabnya. Maka disarankan sebaiknya anak wanita tetap harus menjalin komunikasi dengan ayah nasabnya, jika kedua ortunya bercerai.
4). Ayah tidak mau membiayai jika ibu nikah lagi ?? perkataan semacam itu adalah perkataan 'bathil' dan tidak berdasar. Dalam logika dan ilmu kemanusiaan manapun perkataan semacam ini sangat menyakitkan. Apakah lalu maksud si suami mau menahan istrinya agar tidak nikah ?? Hm .........inilah yang dikatakan batil tsb, maunya enak sendiri si laki nikah lagi, tapi si istri kalau nikah lagi di ancam anaknya tidak dibiayai. Ayah nasab tetap memiliki tgjawab thd anak2nya sampai si anak bisa mandiri baik dalam keadaan dia bercerai ataupun tidak. Dipersatukannya laki dan perempuana dalam suatu ikatan perkawinan itu salah satu tujuannya adalah mengalihkan beban nafkah kepada laki2. Bukan malah sebaliknya .................. jadi si istri nikah lagi adalah sebuah urusan yang terpisah dengan perceraian ini, apalagi nanti si istri ini kan tentu punya anak lagi dengan suaminya yang baru ......... ?? maka si ayah baru akan menanggung juga biaya thd anak2nya ...............
Demikian saja yang sedikit mudah2an bermanfaat, hadanallahu wa'iyakum walahualam bishowab, silahkan disempurnakan bagi pembaca yang memiliki wawasan lain atau mau menambahkan - Wassalamualaikum wr wb.
Baz
Selasa, 19 Oktober 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar