Minggu, 15 Agustus 2010

Menanyakan HUkum setubuh di bln puasa

Assalamu'alaikum Wr.Wb..

pak Ustadz,, saya mau bertanya teman saya yang sudah menikah bercerita kepada saya,, dan ingin saya menanyakan kepada ustadz atau seseorang yang tahu tentang agama

Begini tadz,, pada puasa tahun lalu teman saya dan suaminya sengaja tidak puasa dikarenakan mereka tidak bisa menahan "hubungan" pada siang hari,,

mereka mengqodho puasanya setelah ramadhan berakhir,, apakah diperbolehkan, apakah mereka berdosa dan bagaimana caranya memohon ampun pada Allah dan apa hukumnya??

Syukron atas Jawabannya Ustadz,,

Wassalamu'alaikum Wr.Wb..

********************

J :

Bismillahirrohmanirrohim,
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,


Mendahului menjawab dan mudah2an nanti ada yang melengkapi.

Dijaman Rasullullah ada orang yang mengadukan keadaannya (jima') atau hubungan suami-istri dengan istri syah (inti ceritanya begini - mohon nanti yang lain menyampaikan hadistnya). Dia mengadu kepada Nabi, 'Ya nabi saya telah terlanjur berhubungan dengan istri di bulan Romadhon, apa hukuman bagi saya ?". Nabi menjawab, Kalian harus mengkhodo' (ganti puasa) setelah romadon, dan kena kafarot (denda). 'Kafaratnya apa ya Rasulullah' ???, Jawab Nabi : 'Bebaskan budak', lalu orang ini bilang "Aku tidak mampu ya Nabi membebaskan budak", nabi "Ya sudah, silahkan puasa 2 bulan berturut2", orang ini bilang lagi :"Ya Nabi mana tahan 2 bulan, sebulan aja saya sudah menggauli istri saya, apalagi ini 2 bulan"........Nabi bersabda :"Ya sudah berikan makan kepada fakir miskin 60 orang'...orang ini masih nawar "Aduh Nabi saya orang tidak mamp, bgm memberi makan 60 orang, kami sendiri saja susah" ...... lalu Nabi meminta "Ya sudah jika tidak mampu, berilah korma keluargamu barang 1 piring'

Dari cerita ini Suami-istri yang terlanjur berhubungan di 'Siang-bolong', maka dia (laki2) kena kewajiban (1) Qodho puasa (ganti puasa dan (2) Kafarot (denda). Dendanya adalah bebaskan budak, jaman sekarang mungkin bisa dikiaskan sebagai pembantu, misal anda beri modal berjualan agar dia tidak lagi menghamba kepada orang lain (atau cara lain). Kalau ini tidak bisa, berikan makan kepada 60 fakir miskin. Anda bisa menyumbang makanan ke panti sosial, atau lembaga yang menampung dhuafa dll. Mudah2an jaman sekarang anda tidak keberatan untuk jenis kafarot yang ini. Jadi bagi laki2 berlaku 2 keadaan yaitu (1) ganti puasa dan (2) kena denda. bagaimana dengan si perempuan, dia cukup kena kewajiban Qhodo puasa dan tidak kena kafarot.

Sampaikan kepada teman anda itu, tidak perlu bingung, yang penting nasi sudah jadi bubur, maka yha laksanakan saja kwajiban2 tadi. Mudah2an bermanfaat, walahualambishowab. Subhaanaka-lloohumma wa bihamdika, Asyhadu an-laailaahailla anta, Astaghfiruka wa atuubu ilaika... Wassalamualaikum wr wb.

Baz

Tidak ada komentar: