Sabtu, 28 Februari 2009

Membangun Masjid Yang Berdekatan Dengan Masjid

Assalamu'alaikum

Di komplek perumahan kami, akan membangusn mesjid, tapi di sebelah
perumahan kami sudah ada mesji, pemisahnya tembok, dan nggak mungkin
tembok di buka karena sistem cluster.

Bagaimana hukumnya membangun masjid di dekat masjib ? Terimakasih atas
pencerahannya.

Wassalam
Tagor Muda Dalimunthe

**********************************

Jawab :

Bismillahirrohmanirrohim,
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,

Yth saudaraku Dalimunthe, ana coba menyumbang gagasan mudah2an bermanfaat.

Mendirikan masjid pada dasarnya adalah sebuah kebutuhan umat yang sangat mendasar dalam hal mewujudkan ketakwaannya kepada Allah SWT. Namun meskipun itu adalah kebutuhan mendasar, tidak dengan begitu saja mendirikan masjid bisa kita lakukan karena harus mengikuti adab dan mempertimbangkan aspek2 lingkungan. Salah satunya adalah jarak masjid terdekat, jika terlalu bedekatan maka hal itu juga bisa menimbulkan masalah, meskipun yang sudah ada disana juga masjid dan warga di perumahan (cluster) ini juga akan mendirikan masjid. Memang menjadi sangat relatif, ketika kita bicara jarak, sebab setahu ana memang belum ada tuntunan khusus Rasullulah SAW mengatur berapa jarak yang ideal untuk mendirikan masjid. Ada di hadist yang menyebutkan bahwa orang yang memiliki kewajiban sholat berjama'ah adalah rumah umat dalam jangkauan 40 rumah, namun 40 rumah ini apakah memutar atau jauhnya dari masjid juga belum jelas.

Di jaman Rasul dulu relatif masjid belum merupakan masalah. Masalah itu baru muncul ketika tataruang sekarang ini menjadi permasalahan perkotaan dan perumahan. Apalagi ada rumah2 type khusus yang tertutup yang disebut dengan cluster, dll. Nah sekarang masalah anda adlah 'Bgmana jika masyarakat di cluster ini mendirikan masjid baru, meskipun diluar cluster sudah ada masjid. Maka masukan ana yang mungkin bisa ditempuh adalah : usahakan bisa membuka tembok namun sifat pintu hanya darurat untuk pejalan kaki dan jika malam ditutup. Sebab ini pemecahan yang paling mudah. Jika tidak memungkinkan, maka masyarakat perumahan (cluster) yang harus berjalan memutar untuk menuju masjid yang sudah ada. Masalah jarak itu relatif, sebab Rasulpun sudah mengisyaratkan bahwa jumlah pahala langkah kaki dlam sholat berjamaah juga menjadi perhitungan Allah SWT, subhanallah. Jika jalan kaki capek, bisa pakai kendaraan entah becak, spd motor atau bahkan mobil. Sebab jika di dirikan masjid baru lagi, ana kawatir timbul permasalahan, baik suara azdan, belum jika masing2 masjid nanti dipakai taklim dalam jam yang sama dan harus mempergunakan Loudspeaker, bgmana telinga warga di kanan kiri masjid ?? ..... Belum masalah kerukunan, biasanya masjid yang terlalu dekat, secara tidak langsung membawa permusuhan diantara jama'ahnya sebagai perwujudan rasa hizbiyah manusia.

Ada sebuah hadist yang bagus untuk direnungkan : HR.Khamsah, kecuali Imam Tirmidzi dan dishahihkan
oleh Ibnu Khuzaimah dari jalan Anas ra. dari Nabi saw. : "Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum orang-orang saling berbangga diri dengan masjid-masjidnya". Nabi telah memesan itu dan itu adalah benar adanya, maka kita jangan terjebak dalam hisbiyah (kebanggaan) berlebihan dalam mendirikan masjid. Coba kita lihat realiatas, bahwa saat Sholat fardhu tiba, berapa besar isi masjid terisi dengan jama'ah yang melakuan sholat jama'ah ?? bahkan di kampung2 kadang terlihat ada muadzin yang adzan sendiri, Qhomat sendiri dan menjadi imam sekaligus tanpa jama'ah dibelakangnya. Apakah ini yang akan kita saksikan dengan banyaknya masjid ?? Kita hanya diperintahkan untuk memakmurkan masjid melalui sholat berjamaah dan dalam hal untuk membangun ilmy melalui kajian2 taklim, bukan. Kita hanya diperintahkan untuk mengisi masjid dengan kegiatan2 yang positif, bukan untuk memperbanyak masjid dan akhirnya ditinggalkan ...... inilah realita yang ada.

Banyak panitia masjid yang hanya getol saat pembangunan saja, namun enggan untuk mengisi dan memakmurkan masjid sebagai basisnya umat Islam. Masjid hanya penuh ketika romadhon saja, itupun hanya di mingu awal, selebihnya, kembali spt semula meskipun romadhon belum usai. banyaknya masjid yang saling berdekatan hanya mengakibatkan perpecahan dan timbulnya fitnah saja. Jadi karena manfaatnya sedikit dan mudhorotnya lebih besar, maka ana sarankan tidak usah membangun masjid baru, tapi pakailah masjid diluar cluster sekaligus dalam rangka memperkuat ukhuwah antara masyarakat dalam cluster dengan masyarakat luar cluster. Jangan hanya karena sebuah tembok pemisah, maka ukhuwah umat menjadi tercabik-cabik. Ingat satu lagi hadist Nabi : Dalam hadist Arba'in No.41 disebutkan " Tidaklah beriman salah seorang diantara kamu hingga menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa-apa yang dibawa oleh Nabi saw".

Demikian semoga bermanfaat, dan jika ada yang mau menambahkan atau meluruskan dipersilahkan. Wassalamualaikum wr wb


Baz